Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah mengalami gejala awal diabetes. Hal ini wajar, karena tanda-tandanya sering kali samar, mirip dengan kelelahan biasa, atau bahkan diabaikan karena dianggap “sepele”.
Padahal, menurut data Kementerian Kesehatan RI, angka penderita diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan ada lebih dari 10 juta penderita diabetes di Indonesia, dengan sebagian besar tidak sadar bahwa mereka sudah terkena.
Di Klinik Utama Amanah 2, kami sering menemui pasien yang datang sudah dalam kondisi komplikasi, padahal gejala awalnya sudah muncul bertahun-tahun sebelumnya. Inilah mengapa edukasi dan deteksi dini menjadi sangat penting.
Secara sederhana, diabetes mellitus adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu memproduksi insulin dengan baik atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes tipe 1: biasanya disebabkan oleh faktor autoimun, lebih sering muncul sejak usia muda.
Diabetes tipe 2: paling banyak terjadi, biasanya karena pola hidup tidak sehat, obesitas, kurang olahraga, dan faktor usia.
Diabetes gestasional: terjadi saat kehamilan, biasanya sementara, tapi bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Berikut adalah beberapa tanda awal diabetes yang perlu diperhatikan:
Jika Anda merasa lebih sering buang air kecil, terutama di malam hari, ini bisa jadi tanda kadar gula darah tinggi. Ginjal berusaha membuang kelebihan glukosa melalui urine.
Karena sering buang air kecil, tubuh kehilangan cairan sehingga memicu rasa haus terus-menerus.
Tubuh tidak bisa memanfaatkan glukosa secara efektif, sehingga otak memberi sinyal lapar lebih sering.
Penurunan berat badan yang tidak wajar bisa jadi gejala diabetes tipe 1, karena tubuh membakar lemak dan otot sebagai sumber energi pengganti.
Pasien diabetes sering mengeluhkan luka kecil yang tidak kunjung sembuh. Ini terjadi karena sirkulasi darah terganggu dan sistem imun melemah.
Kadar gula tinggi dapat memengaruhi lensa mata sehingga menyebabkan penglihatan buram.
Energi tidak terserap dengan baik ke dalam sel, membuat tubuh terasa lemah, cepat capek, dan sulit fokus.
Kerusakan saraf akibat gula darah tinggi bisa menyebabkan kesemutan atau mati rasa, terutama di ujung jari.
Salah satu pasien yang datang ke Penyakit Dalam Klinik Utama Amanah 2 adalah seorang pria berusia 45 tahun. Ia datang dengan keluhan sering haus dan buang air kecil di malam hari. Awalnya, ia mengira hanya akibat terlalu banyak minum kopi.
Setelah dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dan HbA1c, hasilnya menunjukkan kadar gula jauh di atas normal. Dengan edukasi pola makan, obat, dan monitoring rutin, kondisi pasien bisa lebih terkendali dalam 3 bulan.
Kasus ini membuktikan bahwa gejala sederhana bisa menjadi tanda serius jika tidak segera diperiksa.
Tidak semua orang memiliki risiko yang sama. Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena diabetes antara lain:
Riwayat keluarga penderita diabetes
Obesitas atau berat badan berlebih
Kurang aktivitas fisik
Pola makan tinggi gula dan lemak jenuh
Usia di atas 40 tahun
Riwayat hipertensi atau kolesterol tinggi
Jika Anda memiliki salah satu faktor di atas, sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin di Klinik Utama Amanah 2.
Mengapa harus melakukan pemeriksaan dini? Karena diabetes sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari, penyakit ini bisa merusak organ penting seperti jantung, ginjal, mata, hingga saraf.
Di Penyakit Dalam Klinik Utama Amanah 2, tersedia layanan:
Pemeriksaan gula darah puasa & 2 jam setelah makan
Tes HbA1c untuk mengetahui kadar gula rata-rata 3 bulan terakhir
Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam
Edukasi pola hidup sehat
Rencana pengobatan dan kontrol rutin
Dengan pendekatan ini, pasien bisa lebih terkontrol dan komplikasi dapat dicegah sejak awal.
Cek disini untuk layanan dari Spesialis Penyakit Dalam kami.
Selain pengobatan medis, langkah pencegahan sangat penting:
Kurangi makanan tinggi gula, perbanyak sayur, buah, dan protein sehat. Terapkan prinsip “isi piringku” dari Kemenkes.
Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu, dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Hindari obesitas dengan mengatur kalori harian.
Stres kronis bisa meningkatkan kadar gula darah. Teknik relaksasi dan tidur cukup sangat membantu.
Jangan tunggu gejala parah. Pemeriksaan berkala di Klinik Utama Amanah 2 membantu deteksi dini.
1. Apakah sering haus selalu tanda diabetes?
Tidak selalu. Bisa karena dehidrasi biasa. Namun jika disertai sering buang air kecil, sebaiknya periksa gula darah.
2. Bagaimana membedakan lelah biasa dengan gejala diabetes?
Jika rasa lelah berlangsung terus-menerus walau sudah cukup tidur, dan muncul tanda lain seperti pandangan kabur atau luka sulit sembuh, itu bisa tanda diabetes.
3. Apakah diabetes bisa sembuh total?
Hingga kini, diabetes tipe 1 tidak bisa disembuhkan. Diabetes tipe 2 bisa dikendalikan dengan gaya hidup sehat dan pengobatan.
4. Apakah anak muda bisa terkena diabetes?
Ya. Pola hidup tidak sehat membuat anak muda juga berisiko terkena diabetes tipe 2.
5. Kapan sebaiknya saya periksa gula darah?
Jika memiliki faktor risiko atau mengalami gejala awal, segera lakukan pemeriksaan di klinik.
Diabetes bukanlah penyakit yang muncul tiba-tiba. Gejala awal sering kali sudah ada, hanya saja sering diabaikan. Sering buang air kecil, cepat haus, luka sulit sembuh, hingga rasa lelah yang tidak wajar bisa menjadi tanda awal.
Klinik Utama Amanah 2 hadir untuk membantu masyarakat dalam mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan diabetes. Dengan pemeriksaan rutin dan edukasi dari dokter spesialis penyakit dalam Klinik Utama Amanah 2, risiko komplikasi dapat ditekan.
Jangan tunggu parah. Segera periksakan diri Anda jika merasakan gejala-gejala awal diabetes. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.